WELCOME TO SUMBA ISLAND
Salah satu surga eksotis di wilayah timur Indonesia yang memiliki hamparan
sabana yang luas, bukit kapur yang berjejer, serta kemegahan alam yang begitu
indahnya melebur secara sempurna dengan kearifan lokal masyarakatnya yang
begitu istimewa.
Desa-desa di pulau ini mayoritas didirikan di puncak bukit dengan bentuk rumah
yang masih mengusung konsep tradisional beratap jerami.
Mayoritas rumah-rumahnya dibangun di
dekat makam leluhur, karena sebagian
besar warga setempat memelukp
kepercayaan Marapu, yakni kepercayaan untuk
memuja nenek moyang atau leluhur.
Image by janjalantrip on Instagram |
Letaknya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, menjadikan Pulau
Sumba sebagai surga untuk para peselancar.
Image by mahalo_surf_experience on Instagram |
Tinggi ombak di pulau ini biasanya antara 1 hingga 2 meter. Sedangkan, ombak
yang tertinggi biasanya muncul pada bulan Mei hingga Oktober. Nah, karena
arusnya cukup kuat, hanya peselancar profesional saja yang disarankan
berselancar di sini.
Meskipun masih belum banyak terjamah, di sini sudah banyak resor-resor mewah
nan eksklusif. Salah satunya adalah Nihi Sumba yang dulu dikenal dengan nama
The Nihiwatu Resort, sebuah resor eksklusif dengan pemandangan eksotis.
Image by nihi on Instagram |
Tahun ini, Nihi Sumba masuk dalam daftar 100 hotel terbaik dunia versi
majalah Travel + Leisure dalam ajang World’s Best Hotel Awards 2020 dengan
menduduki peringkat ke-95
Sedangkan, bagi Sobat pesona yang lebih menginginkan suasana tenang dan damai,
Mario Hotel and Cafe adalah tempat yang paling tepat. Pasalnya, tempat ini
memungkinkan kalianuntuk melihat lumba-lumba di laut lepas sambil
menyeruput kopi di pagi hari.
Menarik, bukan?
Selain pilihan di atas, ada juga eco resort menarik yang bisa kalian
coba, seperti Eco Resort Sumba Dream dan Maringi Eco Resort yang merupakan
bagian dari Sumba Hospitality Foundation.
Nah, bagi kalian yang tertarik berinteraksi langsung dengan penduduk setempat
dan membantu mengembangkan pariwisata pulau ini, kalian bisa kunjungi Sumba
Hospitality Foundation.
Image by sumbahospitalityfoundation on Instagram |
Image by ibukubali on Instagram |
Lembaga non-profit ini membuka hotel di area sekolah The Sumba School. Selama
menginap di sini, tamu akan diajak untuk menyelami kehidupan di Sumba dan
berinteraksi dengan para siswa.
Semua biaya yang kalian bayarkan ke hotel ini, akan digunakan untuk mendanai
berbagai program sekolah, lho.
Keistimewaan hotel ini tak hanya berhenti di situ, lho! Penginapan yang satu
ini juga masuk ke dalam daftar hotel ramah lingkungan dan berkelanjutan karena
mayoritas bahan bakunya terbuat dari bambu.
Image by keenanmukti on Instagram |
Selain itu, penginapan ini juga hemat energi, karena memanfaatkan cahaya
matahari sebagai sumber cahayanya. Keren, kan?
Wilayah Sumba bagian barat juga menawarkan banyak sekali wisata, terutama bagi
wisatawan yang hobi mengeksplorasi keunikan budaya setempat. Salah satu desa
tradisional yang bisa kaliat kunjungi adalah Waikabubak, ibu kota Kabupaten
Sumba Barat.
Festival Pasola merupakan sebuah tradisi menyambut panen yang sudah ada di
Sumba selama puluhan tahun. Acara ini biasanya diadakan di lokasi-lokasi yang
berbeda dan pada hari yang berbeda-beda pula.
Pada perayaan ini, akan ada ratusan orang menunggang kuda tanpa pelana dan
saling melemparkan tombak.
Image by aryasumba on Instagram |
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Festival Pasola merupakan upacara
yang akan membawa kesuburan bagi tanah mereka.
Lain halnya di Waingapu, ibu kota Sumba Timur ini punya daya tarik lain yang
bisa kalian selami. Waingapu merupakan surga bagi para pecinta tenun ikat khas
Sumba. Pasalnya, di sinilah desa penghasil tenun berada, yakni Desa Prailiu,
dan Desa Kwangu, dan Desa Lambanapu.
Image by bigsumba on Instagram |
Ketiga desa tersebut dikenal sebagai penghasil tenun ikat khas Sumba yang
masyhur. Proses pembuatan kain tenun di Sumba ini masih menggunakan cara yang
tradisional dan pewarna alami. Biasanya, warna dominan pada tenun ikat
meliputi, biru tua, merah dan hitam, serta putih dan kuning.
Sedangkan, motifnya sangat beragam, mulai dari motif flora, binatang, maupun
manusia.
Nah, kalau kamu berkesempatan menginjakkan kaki di Sumba, jangan lupa untuk
berkunjung ke desa-desa ini ya untuk melihat secara langsung proses pembuatan
tenun ikat Sumba yang mendunia!
Transportasi Menuju Sumba
Jika kalian hendak ke Sumba dengan menggunakan jalur udara, ada beberapa
maskapai penerbangan yang bisa kalian
gunakan, di antaranya adalah
Garuda Indonesia, Wings Air, dan Nam Air.
Sebagian besar penerbangan ke pulau ini, transit di Bali atau Flores terlebih
dahulu, sebelum sampai di Bandara Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya dan
Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
Untuk rute Flores-Waingapu, ada maskapai Garuda Indonesia, Wings Air dan Nam
Air yang bisa digunakan.
Sedangkan, untuk rute Bali-Waingapu kalian bisa menggunakan maskapai
penerbangan Wings Air dan Nam Air.